Minggu, 22 Juli 2012

Asuhan Keperawatan Edema Anasarka

Tugas kelompok
Materi : Asuhan Keperawatan Edema Anasarka
Dosen : Ibu.Patria Asda S.Kep.Ns









Anggota kelompok V :
LASIA YUSI MIRANTY NIM.DIII.KP.II.00.215
HERI PRASETYA NIM.DIII.KP.11.00.217
YOHANES DELTA NIM.DIII.KP.11.00.218
PETRONELA TIMBU JONA NIM.DIII.KP.11.00.218
SAMI BETAUBUN NIM.DIII.KP.11.00.218
YOHANES ONHORIUS RADA NIM.DIII.KP.11.00.216







PRIODI D III KEPERAWATAN STIKES WIRAHUSADA YOGYAKARTA
TA 2011/2012










KATA PENGANTAR
Alhamdulilah puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan berkah dan rahmat-NYA,sehingga kami dapat menyelesaikan tugas asuhan keperawatan dengan judul “Oedema Anasarka”.
Asuhan keperawatan ini disusun untuk memenuhi tugas kelompok mata kuliah Kebutuhan Dasar Manusia II oleh dosen pengampu Ibu.Patria Asda S.kep.Ns.Prodi D III Keperawatan Stikes Wirahusada Yogyakarta.Makalah ini disusun melalui study pustaka dan media online sebagai bahan referensi kami dalam melengkapi asuhan keperawatan pada pasien dengan kasus oedema anasarka.
Kami sangat menyadari sepenuhnya bahwa Asuhan Keperawatan yang kami susun masih jauh dari kesempurnaan oleh karena itu kritik dan saran yang membangun sangat kami harapakan untuk kenudian dapat kami perbaiki pada penugasan berikutnya.
Tidak lupa kami ucapkan terimaksih kepada dosen pengampu matakuliah Kebutuhan Dasar Manusia II Ibu.Patria Asda S.kep.NS serta rekan rekan mahasiswa D III Keperawatan kelas “B” yang telah memberikan dorongan dan motivasinya sehingga asuhan keperawatan ini dapat kami selesaikan dengan baik.Harapan kami semoga dengan disusunya asuhan keperawatan ini sedikit banyak dapat memberikan manfaat kepada pembaca khususnya kita sebagai mahasiswa keperawatan untuk dapat lebih memahami lagi tentang penanganan pasien dengan oedema anasarka.


Yogyakarta, Maret 2012




DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL..................................................................................................................................1
KATA PENGANTAR.................................................................................................................................2
DAFTAR ISI.............................................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN
1.1  Latarbelakang................................................................................................................................4
1.2  Tujuan.............................................................................................................................................4
1.3  Manfaat .........................................................................................................................................4
BAB II TINJAUAN TEORI
2.1 Definisi penyakit.............................................................................................................................5
·         Ouedema .................................................................................................................................5
·         Ouedema anasarka ..................................................................................................................5
2.2 Resiko dan insidensi.......................................................................................................................5
2.3  Etiologi /penyebab ........................................................................................................................5
2.4  Manifestasi klinik...........................................................................................................................6
2.5  Patofisiologi terjadinya oeudema anasarka..................................................................................7
2.6  Pemeriksaan diagnostik.................................................................................................................7
2.7  Pengobatan dan terapi..................................................................................................................8
BAB III TINJAUAN ASUHAN KEPERAWATAN
3.1 Pengkajian.....................................................................................................................................10
3.2 Diagnosa........................................................................................................................................10
3.3 Intervensi......................................................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................................16

BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar belakang
Angka kematian pasien dengan penderita oedema anasarka sebagai akibat  komplikasi dari penyakit gagal ginjal,jantung,sirosis hepar kronik dan syndrom nefrotik masih merupakaan suatu masalah dalam dunia kesehatan sejak abad ke-20,50% pasien harus dirawat dalam jangka waktu yang lebih lama akibat timbulnya oedema anasarka serta infeksi kulit,akan tetapi faktanya dengan meningkatnya kemajuan ilmu pengetahuan dibidang kesehatan mortilitas penyakit ini menurun hingga mencapai 23% pada tahun 1965,dengan metode kuratif dan terapi keperawatan yang tepat hasilnya dapat mengurangi kerentanan terhadap infeksi ini,sementara beberapa kasus kematian yang terjadi lebih disebabkan oleh gagal ginjal kronis dan gagal jantung.Berdasarkan informasi ini maka dari itu penulis memiliki ketertarikan untuk mengangkat dan mengemukakan lebih dalam lagi mengenai oedema anasarka sebagai  sebagai bahan penelitian.

1.2  Tujuan
Sehubungan dengan judul penulis berharap agar dapat memperoleh gambaran tentang apa itu yang dimaksud dengan oedema anasarka serta dapat membuktikan sejauh apa keberhasilan dari tindakan kuratif serta terapi keperawatan pada pasien dengan komplikasi oedema anasarkayang selama initentunya diharapkan dapat membantu proses penyembuhan pasien dari sakitnya.
1.3  Manfaat
Askep ini kami susun dengan harapan agar mahasiswa keperawatan dapat lebih memahami lagi tentang oedema anasarka yang terjadi pada pasien dengan gangguan gagal ginjal atau gagal jantung yang berdampak pada penumpukan volume cairan ekstrasel didaam tubuh dimana besar kemungkinan kasus serupa seperti ini akan kami temui dilapangan ketika mengikuti praktek klinik.




BAB II
TINJAUAN TEORI
2.1Definisi Penyakit
·         Oeudema
Oudema adalah meningkatnya volume cairan ekstra seluler yang bersifat lokal atau umum dan memerlukan perhatian yang khusus.Pembentukan oudema sebagai akibat dari perluasan cairan dalam kompartmen cairan interstitialdan dapat terlokalisir tempatnya.
·         Oudema anasarka
Disebut juga dropsyatau oeudma menyeluruhyaitu penimbunan cairan atau terjadinya kelebihan volume cairan dalam jaringan sub kutis atau rongga tubuh akibat dari hipoproteinemia atau defisit protein.oudema anasarka ini merupakan bentuk oudema yang paling parah dari segi kondisinya karena hampir terjadi diseluruh bagian tubuh yang memiliki rongga.

2.2 Resiko dan insidensi
·         Resiko kerusakan integritas kulit yang berhubungan dengan kelebihan volume cairan dimanifestasikan dengan oudema umum
·         Ouedema anasarka lebih dulu nyata terlihat pada kelopak mata dan muka pada pagi hari,terinfeksi dari komplikasi potensial menurunya curah jantung dan gagal ginjal tersisa sekitar 23% dari total jumlah penderita pada tahun 1965 yang  mengalami oeudema anasarka.

2.3  Etiologi / penyebab
Oudema anasarka terjadi karena  kelebihan volume cairan di daerah ekstrasel atau rongga tubuh penumpukan volume cairan ini disebabkan oleh beberapa hal diantaranya sebagai berikut :
1.      Asupan  natrium dan cairan tubuh yang berlebihan
2.      Gangguan mekanisme pengaturan
3.      Peningkatan asupan cairan akibat hiperglikimia,pengobatan,dorongan minum air tinggi,dan aktivitas lainnya
4.      Ketidak cukupan protein / defisit protein ( hipoproteinemia) akibat penurunan asupan atau peningkatan kehilangan,timbulnya defisit protein ini sebagai efek dari disfungsi penyakit seperti berikut :
ü  Penyakit gagal jantung (CHF)
ü  Sirosis hepar kronik
ü  Gagal ginjal (CRF )
ü  Luka bakar
ü  Syndrom nefrotik
ü  Infus larutan garam melalui intravena secara cepat
ü  Retensi natrium
ü  Imobilitas dan aktivitas lainya
5.      Kehilangan protein yang berat dalam urin atau fungsi ginjal yang terganggu
2.4  Manifestasi klinik
Gejala klinik yang timbul pada pasien dengan penderita ouedema anasarka dapat kita lihat dengan ciri sebagai berikut :
ü  Terjadinya oudema diseluruh bagian tubuh khususnya pada bagian tubuh yang memiliki rongga sehingga cairan bisa tertimbun di area tersebut
ü  Terjadinya takikardia
ü  Penderita mengalami peningkatan tekanan darah (hipertensi),tekanan nadi dan tekanan vena sentral
ü  Penderita mengalami peningkatan berat badan yang tidak biasa akibat penumpukan cairan dalam tubuh
ü  Penderita mengalami gangguan pada pola pernafasannya ditandai dengan ciri nafas pendek dan mengi
ü  Terjadinya retensi cairan




2.5  Patofisiologi terjadinya oeudema anasarka
Air masuk kedalam tubuh melalui makanan , minuman ,dan hasil metabolisme,idealnya air dapat keluar dari tubuh melalui : urin,keringat,faeces,penguapan (lendir mulut – hidung),normalnya cairan yang ada didalam tubuh pada intrasel skitar 2/3 bagian + cairan ekstrasel 1/3 nya .Pada tubuh yang normal terjadi homeostasis yang ditunjukan melalui rasa haus,sementara didalam ginjal terjadi reabsorpsi natrium,jika terjadi peningkatan reabsorpsi natrium dan air dapat mengakibatkan volume darah naik dan retensi natrium perubahan kadar inilah yang mengakibatkan volume darah terganggu dan protein dalam plasma darah berkurang sehingga terjadi tekanan osmotik koloid intravaskuler menurun sebagian cairan intravaskular keluar ditambah lagi dengan cairan dijaringan yang sebelumnya sudah ada akumulasi cairan inilah yang kemudian menimbulkan oudema jika organ yang terganggu adalah jantung dan ginjal maka oudem dapat terjadi diseluruh bagian tubuh yang disebut denga oudema anasarka.


2.6  Pemeriksaan diagnostik
Ada beberapa pemeriksaan yang dapat dilakukan pada pasien dengan oudema anasarka diantaranya dengan melakukan pemeriksaan diagnostik berikut :
ü  BUN ( blood urea nitrogen )
Dilakukan untuk melihat fungsi ginjal serta mengukur kadar nitrogen yang disaring oleh ginjal dan dibuang lewat air seni.
ü  Hematokrit
Dilakukan untuk melihat perbandingan persentase antara sel darah merah, sel darah putih,trombosit
ü  Rontgen dada
Diperlukan untuk melihat apakah ada cairan atau kelainan didaerah paru paru
ü  Creatinin
Pemantauan untuk mengetahui ada gejaqla diabet atau hipertensi karena penyakit ini dapat menimbulkan komplikasi pada ginjal
ü  Urinalisa
Pemeriksaan urin untuk mengetahui kondisi ginjal dan keadaan faal organ organ tubuh lainnya

2.7  Pengobatan dan terapi yang dapat dilakukan
1.      Mengurangi pembengkakan
ü  Melakukan terapi diuretik (menginduksi peningkatan volume kencing dengan penggunaan diuretics)
ü  Membatasi cairan  dan natrium
ü  Mengatur pemasukan garam
ü  Diberikan transfusi darah untuk memperbaiki anemianya
2.      Mencukupi kebutuhan istirahat
ü  Anjurkan tirah baring sampai keadaan oudema terlewati
ü  Lakukan perawatan kulit
3.      Mencukupi kebutuhan nutrisi
ü  Tingkatkan pemasukan protein dan karbohidrat untuk membantu proses penyembuhan
ü  Cukupi kebutuhan cairan untuk mencegah terjadinya dehidrasi akan tetapi jangan sampai terjadi oudema

Pengobatan pada oeudema anasarka memiliki beberapa tujuan dan kritera hasil diantaranya adalah :
ü  Dapat mempertahankan serta mengembalikan volume cairan intravaskuler yang bersirkulasi
ü  Megobati penyebab utama terjadinya eoudema anasarka pokoknya pada sumber penyakitnya
ü  Terbebas dari oudemna anasarka
ü  Bunyi nafas bersih dan tidak mengalami pernafasan dangkal serta tidak adabunyi nafas tambahan
ü  Terbebas dari kelelahan ,kecemasan 
ü  Mempertahankan tanda vital dalam batas normal untuk pasien
ü  Menyatakan pemahaman tentang pembatasan cairan dan dietnya secara verbal
ü  Menyatakan pemahaman tentang pengobatan yang diberikan secra verbal
ü  Keseimbangan cairan tidak akan terganggu
ü  Berat badan stabil
ü  Berat jenis urin dalam batas normal
ü  Kelebihan volume cairandapat dikurangi yang dibuktikan dengan keseimbangan cairan,keseimbangan elektrolit dan asam basa dan indikator hidrasi yang adekuat













BAB III
TINJAUAN ASUHAN KEPERAWATAN
3.1  Pengkajian
Data subjektif
ü  Pasien mengalami dispnea bernafas dangkal
ü  Terjadinya ansietas atau kecemasan sebagai akibat dari reaksi emosional terhadap stimulus
Data objektif
ü  Bunyi nafas tidak normal ( ronki basah halus dan ronki basah kasar )
ü  Perubahan tekanan darah
ü  Pertambahan berat badan dalam periode yang singkat
ü  Gelisah
ü  Anasarka
ü  Perubahan pola respirasi
ü  Asupan melebihi pengeluaran
ü  Penurunan hemoglobin dan hematokrit
ü  Perubahan elektrolit
ü  Perubahan status mental
ü  Oudema

3.2  Diagnosa keperawatan
a.      Curah jantung , penurunan
b.      Kerusakan integritas kulit ,risiko
c.       Perfusi jaringan , gangguan
d.      Ansietas
e.      Intoleransi aktivitas
f.        Kelebihan volume cairan
g.      Deprivasi tidur/gangguan pola tidur

3.3  Intervensi keperawatan
a.      Curah jantung , penurunan
Tujuan :
ü  kondisi pasien menunjukan curah jantung yang memuaskan dibuktikan dengan keefektifan pompa jantung,status sirkulasi,perfusi jaringan (organ abdomen) dan perfusi jaringan (perifer)
ü  pasien mempunyai haluaran urin,berat jenis urin,blood urea nitrogen dan kreatinin plasma yang normal
ü  pasien dapat menunjukan peningkatan toleransi terhadap aktivitas fisik
ü  pasien dapat menggambarkan diet ,pengobatan,aktivitas,dan batasan yang diperlukan
      intervensi  :
ü  penatalaksanaa syok jantung : peningkatan keadekuatan perfusi jaringan untuk pasien dengan gangguan fungsi pompa jantung yang berat
ü  pantau tanda kelebihan cairan misalnya ouedema pada tubuh bagian bawah/yang tergantung,peningkatan berat badan
ü  instruksikan pasien untuk mempertahankan keakuratan asupan dan haluaran
ü  auskultasi bunyi paru untuk mengetahui adanya ronki basah kasar atau bunyi tambahan lain
b.      Kerusakan integritas kulit , resiko
Tujuan :
ü  Pasien dapat menunjukan perfusi jaringan ditandai dengan indikator
ü  Nyeri lokal ekstrimitas tidak terjadi
ü  Suhu ekstrimitas hangat
ü   Pasien dapat mengingesti makanan secara adekuat untuk meningkatkan integritas kulit
ü  Pasien memiliki kulit yang utuh dan menunjukan rutinitas perawatan kulit yang efektif
      Intervensi :
ü  Pengelolaan penekanan : meminimalkan penekanan pada bagian tubuh
ü  pengawasan kulit : pengumpulan dan analisis data pasien untuk mempertahankan integritas kulit dan membran mukosa
ü  konsultasikan pada ahli gizi tentang makanan tinggi protein, mineral,vitamin,kalori
c.       perfusi jaringan,resiko
Tujuan :
ü  menunjukan hidrasi ditandai dengan indikator
ü  tidak ada oeudema dan ansites
ü  tidak ada rasa haus yang tidak normal
ü  membran mukosa lembab
ü  tidak ada demam
ü  haluaran urin dalam batas normal
ü  warna dan bau urin dalam rentang yang diharapkan
ü  menunjukan keseimbangan elektrolit ddan asam basa ,tidak terjadi gangguan kesadaran mental,orientasi kognitif,dan kekuatan otot
    intervensi :
ü  penatalaksanaan cairan/elektrolit : pengaturan dan pencegahan komplikasi dari perubahan kadar cairan /elektrolit
ü  penatalaksanaan nutrisi : bantuan dan penyediaan asupan diet makanan dan cairan
ü  terapi dialisis peritoneal : pemberian obat obatan dan pemantauan cairan dialisiskedalam atau keluar rongga peritonium
ü  pemantauan neurologis : pengumpulan dan analisis data pasien untuk mencegah atau mengurangi komplikasi neurologis
d.      Ansietas
Tujuan:
ü  Pasien dapat mengomunikasikan kebutuhan dan perasaan negatif secara tepat
ü  Pasien dapat meneruskan aktivitas yang dibutuhkan meskipun ada kecemasan
ü  Pasien dapat mempertahankan kenyamanan psikologis selama proses penyembuhan
Intervensi :
ü  Pengurangan ansietas : meminimalkan kekhawatiran ,ketakutan,berprasangka atau gelisah,yang dikaitkan dengan sumber bahaya yang tidak dapat di identifikasi dari bahaya yang dapat diantisipasi
ü  Berikan dorongan kepada pasien untuk mengungkapkan fikiran dan perasaan untuk mengeksternalisasikan ansietas
ü  Bantu pasien untuk memfokuskan pada situasi saat ini ,sebagai alat untuk mengidentifikasi mekanisme koping yang dibutuhkan untuk mengurangi ansietas
ü  Sediakan penguatan yang positif ketika pasie mampu meneruskan aktivitas sehari hari dan lainnya meskipun ansietas
e.      Intoleransi aktivitas
Tujuan  :
ü  Pasien dapat mentoleransi aktivitas yang biasa dilakukan dan ditunjukan dengan daya tahan tubuh,penghematan energi,dan perawatan diri
ü  Menunjukan penghematan energi : ditandai dengan indikator
ü  Pasien dapat menyadari keretbatasan energi,menyeimbangkan aktivitas dan istirahat,tingkat daya tahan yang adekusat untuk beraktivitas
      Intervensi :
ü  Pengelolaan energi : pengaturan penggunaan energi untuk merawat atau mencegah kelelahan dan mengoptimalkan fungsi
ü  Rujuk pada ahli gizi untuk merencanakan makanan untuk meningkatkan asupan makanan yang tinggi energi
f.        Kelebihan volume cairan
Tujuan :
ü  Kelebihan volume cairan dapat dikurangi yang dibuktikan dengan keseimbangan cairan ,keseimbangan elektrolit dan asam basa dan indikator hidrasi yang adekuat
ü  Keseimbangan cairan tidak akan terganggu (kelebihan) yang dibuktikan dengan indikator
ü  Terjadinya keseimbangan asupan dan haluaran dalam 24 jam
ü  Berat jenis urin dalam batas normal
ü  Tidak ada asites,distensi vena leher dan oeudema perifer
ü  Pasien dapat mempertahankan tanda vital dalam batas normal
      Intervensi : 
ü  Pengelolaan cairan : tingkatkan keseimbangan cairan dengan pencegahan komplikasi akibat dari kadar cairan yang tidak normal atau tidak diinginka
ü  Pemantauan cairan : lakukan pengumpulan dan analisis data pasien untuk mengatur keseimbangan cairan
ü  Kaji ouedema ekstrimitas atau bagian tubuh terhadap gangguan sirkulasi dan integritas kulit
ü  Ajarkan pasien untuk memperhatikan penyebab dan mengatasi oeudema ,pembatasan diet,dan penggunaan ,dosis,efek samping pengobatan yang dianjurkan
ü  Konsultasikan kedokter jika ada tanda dan gejala kelebihan volume cairan muncul atau memburuk,berikan dfiuretik sesuai dengan keperluan
ü  Distribusikan asupan cairan selama 24 jam sesuai dengan keperluan
ü  Berikan diit tinggi kalori protein untuk meningkatkan penyembuhan pengumpulan cairan dan membant mengurangi disapnea(seperti posisi semi fowler)
ü  Berikan dukungan di area yang mengalami oeudema(misalnya bantal dibawah lengan dan songkongan pada skrotum)
ü  Ajarkan latihan ROM pasif dan aktif bila memungkinkan
                                                                                                                                                                             
ü  Berikan perawatan yang tepat pada eudema awasi kemungkinan terjadinya infeksi
g.      Deprivasi tidur / gangguan pola tidur
Tujuan :
ü  Dapat mengidentifikasi faktor faktor yang berpengaruh pada deprivasi tidur misalnya nyeri
ü  Menendalikan dan menggunakan tindakan yang dapat meningkatkan tidur/istirahat
ü  Menunjukan tidur sesuai dengan indikator,perasaan segar setelah tidur,tidak ada gangguan pada pola,kualitas dan rutinitas tidur,tidak ada ghangguan pada jumlah tidur
ü  Timbulnya tingkat kenyamanan yang menunjukan kesejahteraan fisik dan psikologis
Intervensi :
ü  Peningkatan tidur : fasilitas siklus tidur  / bangun secara teratur
ü  Pantau pola tidur pasien dan catat hubungan faktor faktor fisik
ü  Bantu pasien untuk mengidentifikasi faktor faktor yang mungkin menyebabkan kurang tidur seperti ketakutan,masalah yang tidak terselesaikan atau konflik
ü   Bantu pasien untuk membatasi tidur disiang hari dengan meningkatkan kondisi terjaga jika diperlukan
ü  Kelompokan aktivitas perawatan untuk meminimalkan tindakan yang dapat membangunkan, berikan siklus tidur minimal 90 menit





Daftar pustaka

Buku
Wilkinson,Judith M.Diagnosis keperawatan.edisi 7.Penerbit Buku kedokeran EGC.
Kim,Mi ja.Diagnosa Keperawatan.edisi 5.Penerbit buku kedokteran EGC.
Referensi online





Tidak ada komentar:

Posting Komentar