TUGAS
INDIVIDU
CAIRAN INFUS
MA:FARMAKOLAGI
Dosen:Drh. juniarto
Disusun oleh:
Agus winarto D3.kp.11.00213
PRODI DIII KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN WIRA HUSADA
YOGYAKARTA
2011/2012
terilisasi adalah proses yang dirancang untuk menciptakan keadaan steril. Secara tradisional keadaan steril adalah kondisi mutlak yang tercipta sebagai akibat penghancuran dan penghilangan semua mikroorganisme hidup. Konsep ini menyatakan bahwa steril adalah istilah yang mempunyai konotasi relative, dan kemungkinan menciptakan kondisi mutlak bebas dari mikroorganisme hanya dapat diduga atas dasar proyeksi kinetis angka kematian mikroba.
( Lachman, hal 1254 ).
Sediaan parenteral volume besar
umumnya diberikan lewat infus intravena untuk menambah cairan tubuh,
elektrolit, atau untuk memberi nutrisi. Infus intravena adalah sediaan
parenteral dengan volume besar yang ditujukan untuk intravena. Pada umumnya
cairan infus intravena digunakan untuk pengganti cairan tubuh dan memberikan
nutrisi tambahan, untuk mempertahankan fungsi normal tubuh pasien rawat inap
yang membutuhkan asupan kalori yang cukup selama masa penyembuhan atau setelah
operasi. Selain itu ada pula kegunaan lainnya yakni sebagai pembawa obat-obat
lain.
Cairan infus intravena dikemas
dalam bentuk dosis tunggal, dalam wadah plastik atau gelas, steril, bebas
pirogen serta bebas partikel-partikel lain. Oleh karena volumenya yang besar,
pengawet tidak pernah digunakan dalam infus intravena untuk menghindari
toksisitas yang mungkin disebabkan oleh pengawet itu sendiri. Cairan infus
intravena biasanya mengandung zat-zat seperti asam amino, dekstrosa, elektrolit
dan vitamin.
Walaupun cairan infus intravena
yang diinginkan adalah larutan yang isotonis untuk meminimalisasi trauma pada
pembuluh darah, namun cairan hipotonis maupun hipertonis dapat digunakan. Untuk
meminimalisasi iritasi pembuluh darah, larutan hipertonis diberikan dalam
kecepatan yang lambat.
Persyaratan
1. Sesuai kandungan bahan obat yang
dinyatakan didalam etiket dan yang ada dalam sediaan; terjadi pengurangan efek
selama penyimpanan akibat perusakan obat secara kimia.
2. Penggunaan wadah yang cocok,
yang tidak hanya memungkinkan sediaan tetap steril tetapi juga mencegah
terjadinya interaksi bahan obat dengan material dinding wadah.
3. Tersatukan tanpa terjadi reaksi.
untuk itu, beberapa faktor yang paling banyak menentukan adalah:
a) bebas kuman
b) bebas pirogen
c) bebas pelarut yang secara
fisiologis tidak netral
d) isotonis
e) isohidris
f) bebas bahan melayang
Keuntungan pemberian infus
intravena adalah menghasilkan kerja obat yang cepat dibandingkan cara-cara
pemberian lain dan tidak menyebabkan masalah terhadap absorbsi obat. Sedangkan
kerugiannya yaitu obat yang diberikan sekali lewat intravena maka obat tidak
dapat dikeluarkan dari sirkulasi seperti dapat dilakukan untuk obat bila
diberikan per oral, misalnya dengan cara dimuntahkan
Pembahasan:
Infus tidak perlu pengawetkarena
volume sediaan besa. Jika ditambahkan pengawet maka jumlah pengawet yang
dibutuhkan besar sehingga dapat menimbulkan efek toksis
INFUS IV Ca GLUKONAT / GLUKONAT
Dalam percobaan ini akan dibuat
sediaan infus intravena kalsium glukonat yang merupakan larutan supersaturasi
yang distabilkan dengan penambahan 35 mg kalsium D-saccharate, dan harus
disimpan pada suhu kamar. Laju infus maksimum yang disarankan adalah 200
mg/menit.
Farmakologi :
Kalsium merupakan mineral yang
penting untuk pemeliharaan kesempurnaan fungsi susunan saraf, otot, sistem
rangka, dan permeabilitas membran sel. Kalsium adalah aktivator yang penting
pada beberapa reaksi enzimatis dan berperan dalam proses fisiologi yang
mencakup transmisi rangsangan oleh saraf, kontraksi jantung, otot polos dan
otot rangka, fungsi renal, pernafasan dan koagulasi darah. Kalsium juga berperan
dalam reaksi pelepasan dan penyimpanan neurotransmiter dan hormon, pengambilan
dan pengikatan asam amino, absorbsi vitamin B12 dan sekresi asam lambung.
Farmakokinetik :
Injeksi garam kalsium langsung
masuk kedalam pembuluh darah. Setelah diinjeksi, kalsium darah meningkat dengan
cepat dan kembali turun dalam 30 menit sampai 2 jam, terdistribusi cepat dalam
jaringan serta dieliminasi melalui urine.
INFUS IV DEKSTRAN
Kehilangan darah, sejauh jumlahnya
tidak melampaui 10% dari jumlah total, tubuh masih dapat menyeimbangkannya
kembali. Jika kehilangannya lebih besar, harus disuplai cairan pengganti darah
untuk mengisi plasma melalui jalan infus ke dalam tubuh. Hal tersebut
dibutuhkan juga pada syok perdarahan, akibat luka (kebakaran, luka dalam) pada
sakit perut atau muntah yang berkepanjangan.
Infus dextran 70 merupakan larutan
makromolekul yang memiliki waktu tinggal yang lebih panjang dalam pembuluh
darah, karena tidak atau sedikit mengalami difusi, juga airnya terikat secara
hidratasi. Yang menentukan dextran 70 sebagai bahan pengganti plasma adalah
berat molekulnya diatas 20.000. Pengisisan volume darah dapat dilakukan dengan
larutan NaCl fisiologis atau dengan larutan elektrolit, namun jumlah cairan
yang dimasukkan tersebut hanya sebentar berada dalam peredaran darah, untuk
kemudian segera dieliminasi keluar tubuh melalui ginjal
INFUS IV ELEKTROLIT UNTUK DEHIDRASI
Fungsi larutan elektrolit secara
klinis digunakan untuk mengatasi perbedaan ion atau penyimpangan jumlah normal
elektrolit dalam darah. Ada 2 jenis kondisi plasma yang menyimpang, yaitu :
1. Asidosis
Kondisi plasma darah yang terlampau
asam akibat adanya ion klorida dalam jumlah berlebih.
2. Alkalosis
Kondisi plasma yang terlampau basa
akibat ion Na, K, Ca dalam jumlah berlebih
Kehilangan natrium disebut
hipovolemia, sedangkan kekurangan H2O disebut dehidrasi, kekurangan HCO3
disebut asidosis, metabolic dan kekurangan K+ disebut hipokalemia. (Formulasi
Steril, Stefanus Lukas, hal. 62)
Dehidrasi adalah hilangnya
elektrolit lebih rendah secara disproporsional dibandingkan dengan hilangnnya
air. Dehidrasi sebagai akibat meningkatnya tekanan osmotic cairan tubuh akibat
dari rasa haus yang tidak merangsang penggantian air yang hilang dengan cukup
(Dorlan ed. 26, hal. 498)
Pada pasien yang tidak sadar atau
mengalami gangguan keseimbangan elektrolit akut, sehingga harus segera
diberikan ion-ion Ca2+, Na+, K+, Ce- dan HCO3-, dan sebagai sumber kalori dimana
pengganti cairan dan kalori dibutuhkan, karena ion-ion tersebut dibutuhkan oleh
tubuh untuk memnuhi kebutuhan elektrolit tubuh pada ekstrasel dan intrasel.
Cairan ekstrasel baik plasma darah maupun cairan intrsel mengandung ion natrium
dan klorida dalam jumlah yang besar, ion bilarbonat dalam jumlah yang agak
besar, tetapi hanya sejumlah kecil ion kalium, magnesium phospat, sulfat, dan
asam organic.disamping itu plasma mengandung protein dalam jumlah yang besar,
sedangkan cairan intrasel hanya mengandung protein dalm jumlah protein yang
leih kecil.
Cairan intasel hanya mengandung
sejumlah kecil ion natrium dan klorida serta hampir tidak mengandung ion
kalsium, tetapi ia mengandung ion kalium dan phospat dalam jumlah besar serta
ion magnesium dan sulfat dalam jumlah cukup besar, semuanya hanya ada dalam
konsentrasi yang kecil dalam cairan ekstrasel.
Bahan-bahan yang digunakan (NaCl,
KCl, NaHCO3, CaCl2) mudah larut dalam air, sehingga dapat digunakan air sebagai
pembawanya. Air yang digunakan harus bebas pirogen. Pirogen merupakan produk
metabolisme m.o (umumnya bakteri, kapang dan virus). Secara kimiawi, pirogen
adalah zat lemak yang berhubungan dengan suatu molekul pembawa yang biasanya
merupakan polisakarida, tapi bisa juga peptide.
Pirogen menyebabkan kenaikan suhu
tubuh yang nyata, demam, sakit badan, kenaikan tekanan darah arteri, kira-kira
1 jam setelah injeksi. Pirogen dapat dihilangkan dari larutan dengan absorbsi
menggunakan absorban pilihan. (Lachman, hal. 1295-1296). Ion-ion ini diberikan
dalam bentuk injeksi iv karena diharapkan dapat segera memberikan efek.
INFUS IV GLUKOSA NaCl / GLUKOSA 10%
Pada umumnya larutan glukosa untuk
injeksi digunakan sebagai pengganti kehilangan cairan tubuh, sehingga tubuh
kita mempunyai energi kembali untuk melakukan metabolismenya dan juga sebagai
sumber kalori. Dosis glukosa adalah 2,5-11,5 % (Martindale), pada umumnya
digunakan 5 %. Dalam formula ini ditambahkan NaCl supaya diapat larutan yang
isotonis, dimana glukosa disini bersifat hipotonis. Dalam pembuatan aqua p.i
ditambahkan H2O2 yang dimaksudkan untuk menghilangkan pirogen, serta di dalam
pembuatan formula ini ditambahkan norit untuk menghilangkan kelebihan H2O2.
INFUS IV MENGANDUNG Na, Ca, K
Kalium klorida (KCl), kalium
merupakan kation (positif) yang terpenting dalam cairan intraseluler dan sangat
esensial untuk mengatur keseimbangan asam-basa serta isotonis sel.
Natrium klorida (NaCl), natrium
merupakan kation utama dalam cairan ekstraseluler dan memegang peranan penting
pada regulasi tekanan osmotisnya. Sering digunakan dalam infus dengan
elektrolit lain.
Equvalent elektrolit (Steril Dosage
Form, hal 250) :
Na+ = 135 mEq
K+ = 5 mEq
Ca+ = 5 mEq
Mg+ = 2 mEq
Kesetaraan ekuivalen elektrolit
(Martindale) :
1g NaCl ~ 17,1 mEq Na+ E1 = 1,00
1g KCl ~ 13,4 mEq K+ E1 = 0,76
1g CaCl ~ 13,6 mEq Ca+ E1 = 0,51
1g MgCl ~ 9,8 mEq Mg+ E1 = 0,45
INFUS IV NaCl
Natrium merupakan kation utama
dalam cairan ekstraseluler dan memegang peranan penting pada regulasi tekanan
osmotisnya, juga pada pembentukan perbedaan potensial ( listrik ) yang perlu
bagi kontraksi otot dan penerusan impuls di syaraf.
Defisiensi natrium dapat terjadi
akibat kerja fisik yang terlampau berat dengan banyak berkeringat dan banyak
minum air tanpa tambahan garam ekstra. Gejalanya berupa mual, muntah, sangat lelah,
nyeri kepala, kejang otot betis, kemudian juga kejang otot lengan dan perut.
Selain pada defisiensi Na, natrium
juga digunakan dalam bilasan 0,9 % ( larutan garam fisiologis ) dan dalam infus
dengan elektrolit lain.
INFUS IV PENGGANTI CAIRAN TUBUH
Air beserta unsur-unsur didalamnya
yang diperlukan untuk kesehatan sel disebut cairan tubuh.
Cairan tubuh dibagi menjadi dua
yaitu :
1. Cairan Intraseluler, cairan ini
mengandung sejumlah ion Na dan klorida serta hampir tidak mengandung ion kalsium,
tetapi cairan ini mengandung ion kalium dan fosfat dalam jumlah besar serta ion
Magnesium dan Sulfat dalam jumlah cukup besar.
2. Cairan Ekstraseluler, cairan ini
mengandung ion Natrium dan Klorida dalam jumlah besar, ion bikarbonat dalam
jumlah besar, tetapi hanya sejumlah kecil ion Kalium, Kalsium, Magnesium,
Posfat, Sulfat,dan asam-asam organik (Guyton hal 309).
Keseimbangan air dalam tubuh harus
dipertahankan supaya jumlah yang diterima sama dengan jumlah yang dikeluarkan.
Penyesuaian dibuat dengan penambahan / pengurangan jumlah yang dikeluarkan
sebagai urin juga keringat.
Ini menekankan pentingnya
perhitungan berdasarkan fakta tentang jumlah cairan yang masuk dalam bentuk
minuman maupun makanan dan dalam bentuk pemberian cairan lainnya. Elektrolit
yang penting dalam komposisi cairan tubuh adalah Na, K, Ca, dan Cl. Berdasarkan
latar belakang tersebut diatas maka dibuatlah sediaan infuse pengganti cairan
tubuh yaitu infuse Ringers.
Injeksi Ringer adalah larutan
steril Natrium klorida, Kalium klorida, dan Kalsium klorida dalam air untuk
obat suntik. Kadar ketiga zat tersebut sama dengan kadar zat-zat tersebut dalam
larutan fisiologis. Larutan ini digunakan sebagai penambah cairan elektrolit
yang diperlukan tubuh (Ansel hal 408).
INFUS IV PROTEIN UNTUK DBD
Bilamana seorang penderita harus
diberikan makanan yang memadai tetapi tidak dapat melalui saluran cerna.
Indikasi cara ini biasanya digunakan untuk persiapan bedah pada penderita
kurang gizi, persiapan kemoterapi radioterapi dan kelainan saluran cerna berat.
Nutrisi parenteral total memerlukan larutan yang mengandung asam amino;
glukosa; lemak; elektrolit; dan vitamin.
Glukosa merupakan sumber
karbohidrat yang lebih disukai, tapi bila tiap harinya diberikan lebih dari 180
g maka harus ada monitoring kadar gula darah. Bila mungkin diperlukan insulin.
Glukosa dengan ragam kekuatan 10 – 50 % harus di infus melalui kateter vena
central. Untuk menghindari trombosis (gumpalan darah yang terbentuk pembuluh
darah).
Jumlah volume infuse intravena
biasanya 500 mL dan 250 mL mengandung zat-zat sebagai nutrisi, penambah darah,
elektrolit, asam amino, antibiotik, dan obat yang umumnya diberikan lewat jarum
yang dibiarkan di vena atau kateter dengan diteteskan terus menerus. Tetesan
atau kecepatan mengalir dapat diatur oleh dokter atau perawat sesuai dengan
kebutuhan pasien. Umumnya 2-3 mL permenit.
Untuk Infus, intravena
jarum/kateter biasanya ditusukkan divena yang menonjol di lengan atau kaki dan
diikat erat di tempat tersebut sehingga tidak akan bergeser dari tempat selama
diinfus. Bahaya utama infus intravena ialah kemungkinan terbentuknya trombus
akibat rangsang tusukan jarum pada dinding vena.
Trombus akan lebih mungkin terjadi
bila larutan infus bersifat mengiritasi jaringan tubuh. Trombus adalah gumpalan
darah yang terbentuk dalam pembuluh darah (atau jantung) yang umumnya disebabkan
oleh melambatnya aliran atau perubahan darah atau pembuluh darah. Bila gumpalan
darah itu beredar maka gumpalan tersebut menjadi embolus, dibawa oleh aliran
darah sampai tersangkut di pembuluh darah, menghalangi dan mengakibatkan
hambatan atau sumbatan yang disebut emboli. Suatu hambatan dapat sangat
berbahaya tergantung pada tempat dan keparahan hambatan tersebut. Obat-obat
yang diberikan lewat intravena biasanya harus berupa larutan air, bercampur
dengan darah dan tidak mengendap. Keadaan tertentu dapat menimbulkan terjadinya
trombus dan kemudian menghalangi aliran darah. (Pengantar Bentuk Sediaan
Farmasi edisi keempat, Howard C Ansel, hal 402)
Demam berdarah adalah suatu
penyakit infeksi yang disebabkan virus Dengue tipe I-IV, disertai demam 5-7
hari gejala-gejala perdarahan, dan bila timbul syok: angka kematian cukup
tinggi.
Gejala dan tanda :
1. panas 5-7 hari, gejala umum
tidak khas
2. perdarahan spontan (petekie,
ekimosa, epistaksis , derajat hematemesis, melena, perdarahan gusi, uterus,
telinga, dll)
3. ada gejala kegagalan peredaran
darah seperti nadi lemah dan cepat (> 120/menit), tekanan nadi sempit
(<>
4. nadi tidak teraba, tekanan darah
tidak terukur, denyut jantung > 140/menit, acral dingin, berkeringat, kulit
biru
Gejala Lain :
1. Hati membesar, nyeri spontan dan
pada perabaan
2. Asites
3. Cairan dalam rongga pleura
(kanan)
4. Ensepalopati: kejang, gelisah,
sopor, koma
Prinsip penatalaksanaan :
1. Memperbaiki keadaan umum
2. Mencegah keadaan yang lebih
parah
3. Memperbaiki syok dan perdarahan
(pen: rehidrasi sampai hari ke 7, namun hati-hati pada hari ke 6 dapat terjadi
arus balik cairan intersitiel ke pembuluh darah)
INFUS IV UNTUK MEMPERTAHANKAN
KESEIMBANGAN ASAM TUBUH
Pembuatan infus ini mengacu pada
penggunaannya sebagai cairan infus yang dapat menstabilkan jumlah
elektrolit-elektrolit yang sama kadarnya dalam cairan fisiologis normal,
sehingga diharapkan pasien dapat mempertahankan kondisi elektrolitnya agar
sesuai dengan batas-batas atau jumlah elektrolit yang normal pada plasma.
Selain itu, digunakan pengisotonis dekstrosa yang diharapkan mampu menambah
kalori bagi pasien serta meningkatkan stamina karena biasanya kondisi pasien
yang kekurangan elektrolit dalam keadaan lemas (sehingga perlu diinfus).
Ion natrium (Na+) dalam injeksi
berupa natrium klorida dapat digunakan untuk mengobati hiponatremia, karena
kekurangan ion tersebut dapat mencegah retensi air sehingga dapat menyebabkan
dehidrasi.
Kalium klorida (KCl), kalium
merupakan kation (positif) yang terpenting dalam cairan intraseluler dan sangat
esensial untuk mengatur keseimbangan asam-basa serta isotonis sel.
Ion kalsium (Ca2+), bekerja
membentuk tulang dan gigi, berperan dalam proses penyembuhan luka pada
rangsangan neuromuskuler. Jumlah ion kalsium di bawah konsentrasi normal dapat
menyebabkan iritabilitas dan konvulsi.
Ion Magnesium (Mg2+) juga
diperlukan tubuh untuk aktivitas neuromuskuler sebagai koenzim pada metabolisme
karbohidrat dan protein.
Dekstrosa, suatu bentuk karbohidrat
yang diberikan secara parenteral diharapkan dapat memberikan tambahan kalori
yang diperlukan untuk menambah energi pada tubuh.
Batas konsentrasi normal elektrolit
dalam plasma (Steril Dosage Form, hal 251-252) :
Na+ = 135-145 mEq/L
K+ = 3,5-5 mEq/L
Ca2+ = 5 mEq/L
Mg2+ = 2 mEq/L
INFUS IV UNTUK PENGELOLAAN
DEHIDRASI
Sekitar 60% berat badan manusia
terdiri dari cairan. Setiap hari sekitar 1,7 liter cairan di dalam tubuh keluar
melalui urin, tinja, keringat dan pernapasan. Cairan yang keluar tersebut akan
digantikan oleh cairan yang masuk ke dalam tubuh melalui makanan dan minuman,
yakni sebanyak 3 liter perhari. Jika cairan yang keluar dai tubuh terjadi
secara berlebihan dan tidak diimbangi dengan cairan yang masuk, maka terjadilah
dehidrasi (kekurangan cairan tubuh).
Dehidrasi adalah gangguan dalam
keseimbangan cairan atau air pada tubuh, karena terjadi pengeluaran yang lebih
banyak daripada pemasukan. Gangguan kehilangan cairan tubuh ini disertai dengan
gangguan keseimbangan zat elektrolit tubuh. Zat eletrolit yang diperlukan tubuh
terdiri dari anion dan kation antara lain Na+, K+, Ca2+, SO42-, dan Cl-.
Dehidrasi terdiri dari :
a. Absolut :Kandungan air dibawah
normal atau dibawah standar.
b. Hypenatermic : Keadaan hilangnya
elektrolit lebih rendah secara disproporsional dibandingkan dengan hilangnya
air.
c. Relatif : Dehidrasi sebagai
akibat meningkatnya tekanan osmotik cairan tubuh.
d. Voluntari : Akibat dari rasa
haus yang tidak merangsang penggantian air yang hilang dengan cukup.
INFUS MENGANDUNG KARBOHIDRAT
Karbohidrat merupakan bahan bakar
utama (sumber energi) bagi tubuh yang didalam makanan terdapat sebagai
monosakarida, disakarida dan polisakarida. Selain sumber energi juga berperan
penting dalam menjaga keseimbangan asam-basa, pembentukan struktur sel,
jaringan dan organ tubuh. Bilamana seorang penderita harus diberikan makanan
yang memadai tetapi tidak dapat melalui saluran cerna atau mengalami gangguan
saluran cerna seperti diare maka sumber energi utama yakni karbohidrat dapat
diberikan melalui infus yang mengandung karbohdrat.
Glukosa merupakan sumber
karbohidrat yang lebih disukai dan salah satu senyawa yang penting didalam
tubuh sebagai sumber energi.
INFUS Na BIKARBONAT UNTUK ASIDOSIS
METABOLIK
Asidosis metabolic adalah suatu
keadaan dimana pH arterial bersifat asam dan konsentrasi bikarbonat plasma
dibawah normal. Pada asidosis metabolic akut, pH arterial dibawah 7,1-7,2 dan
konsentrasi bikarbonat plasma, <8>
Farmakologi
Na.bikarbonat merupakan agen
pengalkali yang berdisosiasi membentuk ion bikarbonat. Bikarbonat merupakan
komponen basa konjugasi dari buffer ekstraseluler utama yang ada di tubuh,yaitu
buffer bikarbonat-asam karbonat. Pada kondisi normal buffer ini menjaga pH
plasma yaitu 7,37-7,42. Namun bila terjadi gangguan pada system buffer ini maka
pH plasma dapat naik ataupun turun. pH plasma yang dibawah normal
mengindikasikan terjadinya asidosis metabolic. Pemberian Na.bikarbonat akan
menigkatkan konsentrasi bikarbonat plasma dan meningkatkan pH plasma sehingga
pH plasma normal kembali (DI 2003 hal 2472-2473).
INFUS
PROTEIN
Protein merupakan makromolekul yang
pada hidrolisa hanya menghasilkan asam amino. Sel hidup menghasilkan berbagai
macam makromolekul (protein, asam nukleat dan polisakarida) yang berfungsi
sebagai komponen struktural, biokatalisator, hormon, reseptor dan sebagai
tempat penyimpanan informasi genetik. Makromolekul ini merupakan biopolimer
yang dibentuk dari unit monomer atau bahan pembangun.
Asam amino dibagi menjadi dua
bagian yaitu:
1. Asam amino essensial yaitu asam
amino yang diperlukan oleh tubuh tetapi tidak dapat disintesis dalam tubuh
sehingga harus diperoleh dari luar. Contoh : Arginin, histidin, isoleusin,
lisin, metionin, fenil alanin, treonin, triptofan, dan valin.
2. Asam amino non essensial yaitu
asam amino yang dapat disintesa didalam tubuh. Contoh: Alanin, asparagin, asam
aspartat, sistein, asam glutamate, glutamin, glisin, prolin, hidroksiprolin,
serin, dan tirosin.
Arginin mempunyai fungsi yang sama
seperti asam amino, yaitu meningkatkan stimulan hormon pertumbuhan, prolaktin,
dan glukosa darah. Arginin dapat menambah konsentrasi glukosa darah. Efek ini
dapat langsung berpengaruh dari hati menjadi asam amino yang berkualitas.(DI
hal 1341)
INFUS IV DEKSTROSA
Farmakologi (DI, hal 1427)
Dekstrosa dengan mudah
dimetabolisme, dapat meningkatkan kadar glukosa darah dan menambah kalori.
Dekstrosa dapat menurunkan atau mengurangi protein tubuh dan kehilangan
nitrogen, meningkatkan pembentukan glikogen dan mengurangi atau mencegah
ketosis jika diberikan dosis yang cukup. Dekstrosa dimetabolisme menjadi CO2
dan air, maka larutan dekstrosa dan air dapat mengganti cairan tubuh yang
hilang. Injeksi dekstrosa dapat juga digunakan sebagai diuresis dan volume
pemberian tergantung kondisi klinis pasien.
LARUTAN PENCUCI PADA OPERASI
LAMBUNG
Larutan irigasi adalah larutan
steril, bebas pyrogen yang digunakan untuk tujuan pencucian dan pembilasan.
Sodium Klorida ( NaCl ) secara umum digunakan untuk irigasi ( seperti irigasi
pada rongga tubuh, jaringan atau luka ). Larutan irigasi NaCl hipotonis 0,45%
dapat digunakan sendiri atau tanpa penambahan bahan tambahan lain. Larutan
irigasi NaCl 0,9% dapat digunakan untuk mengatasi iritasi pada luka. ( DI 2003
hal 2555 )
Larutan irigasi dimaksudkan untuk
mencuci dan merendam luka atau lubang operasi, sterilisasi pada sediaan ini
sangat penting karena cairan tersebut langsung berhubungan dengan cairan dan
jaringan tubuh yang merupakan tempat infeksi dapat terjadi dengan mudah.( Ansel
hal 399 )
INFUS PENDERITA DIARE BERAT
(LOCKE RINGER)
Locke – Ringer mengandung zat-zat
yang dibutuhkan tubuh yaitu elektrolit-elektrolit dan karbohidrat sesuai untuk
penderita diare berat
Digunakan norit, yaitu untuk
menyerap pirogen dan mengurangi kelebihan H2O2. Cara sterilisasi yang digunakan
adalah dengan teknik otoklaf karena bahan-bahan yang digunakan tahan panas
Pembahasan : hipertonis (harap
diperhatikan laju tetesan per menit)
INFUS UNTUK PENGELOLAAN METABOLIK
ALKALOSIS
Alkalosis metabolik adalah suatu
keadaan dimana darah dalam keadaan basa karena tingginya kadar bikarbonat.
Alkaosis metabolik terjadi jika tubuh kehilangan banyak asam. Sebagai contoh
adalah kehilangan sejumlah asam lambung selama periode muntah yang
berkepanjangan atau bila asam lambung disedot dengan selang lambung (seperti
yang kadang-kadang dilakukan di rumah sakit, terutama setelah pembedahan perut)
Pada kasus yang jarang, alkalosis
metabolik terjadi pada seseorang yang mengkonsumsi terlalu banyak basa dari
bahan-bahan seperti soda bikarbonat. Selain itu, alkalosis metabolik dapat
terjadi bia kehilangan natrium atau kalium dalam jumlah yang banyak
mempengaruhi kemampuan ginjal dalam mengendalikan keseimbangan asam basa darah.
Penyebab utama alkalosis metabolik
:
1. Penggunaan diuretik (tiazid,
furosemid, asam etakrinat)
2. Kehilangan asam karena muntah
atau pengosongan lambung
3. Kelenjar adrenal yang terlalu
aktif (sindroma cushing atau akibat penggunaan kortikosteroid).
Gejala :
1. Alkalosis metabolik dapat
menyebabkan iritabilitas (mudah tersinggung), otot berkedut dan kejang otot,
atau tanpa gejala sama sekali.
2. Bila terjadi alkalosis yang
berat, dapat terjadi kontraksi (pengerutan) dan spasme (kejang) otot yang
berkepanjangan (tetani).
3. Diagnosa dilakukan pemeriksaan
darah arteri untuk menunjukkan darah dalam keadaan basa.
Pengobatan :
Biasanya alkalosis metabolik
diatasi dengan pemberian cairan dan elektrolit (natrium dan kalium)
INFUS LARUTAN IRIGASI GLISIN
Larutan irigasi adalah sediaan
larutan steril dalam jumlah besr. Larutan tidak disuntikkan ke dalam vena, tapi
digunakan di luar sistem peredaran darah dan umumnya menggunakan jenis tutup
yang diputar atau plastik yang dipatahkan, sehingga memungkinkan pengisian
larutan dengan cepat. Larutan ini digunakan untuk merendam atau mencuci luka2.
Sayatan bedah atau jaringan tubuh dan dapat pula mengurangi pendarahan.
Persyaratan larutan irigasi adalah
sbb :
1. Isotonik
2. Steril
3. Tidak disbsorpsi
4. bukan larutan elektrolit
5. Tidak mengalami metabolisme
6. Cepat diekskresi
7. Mempunyai tekanan osmotik
diuretik
8. bebas pirogen
Larutan irigasi glisin digunakan
selama operasi kelenjar prostat dan prosedur transuretral lainnya. Larutan yg
digunakan untuk luka dan kateter uretra yg mengenai jaringan tubuh hrs
disterilkan dgn cara aseptis.
INFUS IV YG MGD NUTRISI
Glukosa termasuk monosakarida
dimana sebagian besar monosakarida dibawa oleh aliran darah ke hati. Di dalam
hati, monosakarida mengalami proses sintetis menghasilkan glikogen, oksidasi
menjadi CO2 dan H2O atau dilepaskan untuk dibawa dengan aliran darah ke bagian
tubuh yg memerlukannya. Sebagian lain monosakarida dibawa langsung ke sel
jaringan organ tertentu dan mengalami proses metabolisme lbh lanjut. Karena pengaruh
berbagai faktor dan hormon insulin yg dihasilkan oleh kelnjar pankreas, hati
dapat mengatur kadar glukosa dalam darah. Kadar glukosa dalam darah merupakan
faktor yg sgt penting utk kelancaran kerja tubuh.
INFUS IV RINGER LAKTAT
Jika untuk mengatasi kondisi
kekurangan volume darah, larutan natrium klorida 0,9% - 1,0% menjadi kehilangan
maka secara terapeutik sebaiknya digunakan larutan ringer, larutan ini
mengandung KCl dan CaCl2 disamping NaCl. Beberapa larutan modifikasi jg
mengandung NaHCO3 maka larutan dapat disterilakan dengan panas yang stabil.
Pengautoklafan larutan natrium hidrogen karbonat hanya diproses mempunyai
penyaringan kuman.
Pembahasan : larutan ini bersifat
hipertonis. Harap diperhatikan laju tetesan per menit. Laju tetesan maksimal 5
ml per menit
INFUS IV AMMONIUM KLORIDA
(PENDAHULUANNYA SAMA DENGAN
ALKALOSIS METABOLIK)
Ammonium klorida digunakan sebagai
z.a yang dapat berkhasiat untuk pengobatan gangguan metabolisme alkalosis dalam
tubuh serta menggantikan ion klorida yang hilang dalam tubuh.
INFUS IV MENGANDUNG ELEKTROLIT DAN
KARBOHIDRAT
Walaupun cairan infus intravena
yang diinginkan adalah larutan yang isotonis untuk meminimalisasi trauma pada
pembuluh darah, namun cairan hipotonis maupun hipertonis dapat digunakan. Untuk
meminimalisasi iritasi pembuluh darah, larutan hipertonis diberikan dalam
kecepatan yang lambat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar