KATA
PENGANTAR
Puji syukur
kepada ALLAH SWT atas berkat rahmat dan karunia-Nya yang dilimpahkan kepada
penulis, sehingga penulis dapat berhasil menyelesaikan penyusunan makalah yang
berjudul “ENDOSKOP, USG, DAN KELISTRIKAN
PADA JANTUNG”.
Penulis membuat
makalah ini dengan maksud memenuhi salah satu tugas mata kuliah FISIKA.
Di dalam
pembuatan makalah ini penulis ingin menyampaikan rasa terimakasih kepada :
1.
Bpk Drs.Sihnarwan
selaku dosen Mata Kuliah fisika yang memberi kesempatan bagi penulis untuk
menyelesaikan makalah ini.
2.
Kedua orangtua yang
telah mendukung maupun memberi materi sehingga penulis dapat menyelesaikan
makalah ini.
3.
Teman-teman yang telah
membantu,menyemangati penulis dalam pembuatan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini
masih banyak kekurangan baik dalam penulisan maupun dalam penyusunan makalah
ini, mengingat kemampuan yang terbatas serta sempitnya pengetahuan dan
bimbingan dari berbagai pihak, maka akhirnya kami dapat menyelesaikan makalah
ini.
Semoga
makalah ini dapat bermanfaat dan berguna bagi teman-teman maupun semua pihak
yang membutuhkannya. penulis juga menyadari kekurangan dalam penyusunan makalah
ini, maka diharapkan kritik dan sarannya yang membangun demi kesempurnaan
makalah ini sangat penulis harapkan.
Yogyakarta, Desember 2011
peyusun
DAFTAR
ISI
Kata Pengantar............................................................................................................................ i
Daftar Isi.................................................................................................................................... ii
BAB
I......................................................................................................................................... 1
Pendahuluan........................................................................................................................... 1
A.
Latar Belakang............................................................................................................. 1
B.
Tujuan Penulisan.......................................................................................................... 1
C.
Manfaat........................................................................................................................ 2
BAB
II....................................................................................................................................... 3
Endoscope .......................................................................................................................... 3
II. Konsep Utama dan Definisi........................................................................................ 3
III. Sistem
Perilaku........................................................................................................... 3
A.
Subsistem........................................................................................................ 4
B. Model Konsep dan Teori Keperawatan Johnson............................................ 4
C. Asumsi -
Asumsi............................................................................................. 5
IV.
Studi Kasus................................................................................................................... 6
Daftar
Pustaka......................................................................................................................... 8
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
LATAR
BELAKANG
Pada
dasarnya masyarakat Indonesia adalah masyarakat yang sadar akan status
kesehatanya.
Namun kebanyakan
masyarat di Indonesia belum tentu paham tentang ilmu kedokteran.
Mereka pun juga
sulit mengartikan apa penyakit apa yang terdapat di selebaran kertas yang di
berikan setelah pemeriksaan di rumah sakit.
Penulis membuat makalah ini dengan maksud
untuk memberi pengetahuan bagi masyarakat
agar masyarakat dapat mengetahui apa yang di maksudkan dalam masalah
masalah tentang ilmu kedokteran dalam hal endoskop,usg, dan kelistrikan pada
jantung.
Persiapan
dan pelaksanaa
1.
Lakukan informed consent
2.
Anjurkan untuk puasa makan dan minum
8-12 jam sebelum pemeriksaan USG aorta abdomen, kandung empedu, hepar, limpa
dan pankreas.
3.
Oleskan jeli konduktif pada
permukaan kulit yang akan dilakukan USG
4.
Transduser dipegang dengan tangan
dan gerakkan ke depan dan ke belakang di atas permukaan kulit.
5.
Lakukan anatra 10-30 menit
6.
Premedikasi jarang dilakukan hanya
bila pasien dalam keadaan gelisah
7.
Pasien tidak boleh merokok sebelum
pemeriksaan untuk mencegah masuknya udara.
8.
Bila pada pemeriksaan obstetrik
(trimester pertama dan kedua), pelvis dan ginjal pasien dianjurkan untuk minum
4 gelas air dan tidak boleh berkemih sementara untuk trimester ketiga,
pemeriksaan pada pasien dilakukan pada saat kandung kemih kosong.
9.
Bila pada otak lepaskan semua
perhiasan dari leher dan jepit rambut dari kepala.
10. Bila pada
jantung anjurkan untuk bernapas perlahan dan menahan setelah inspirasi dalam.
B.
TUJUAN
Ingin mengetahui lebih dalam tentang
endoskop,usg,serta kelistrikan pada jantung.
C.
MANFAAT
1.
Bagi penulis
Dapat mengetahui tentang ilmu
endoskop,usg,serta kelistrikan pada jantung.
2.
Bagi pembaca
Dapat menambah pengetahuan tentang
endoskop,usg,serta kelistrikan pada jantung.
3.
Bagi almamater
Dapat
memberikan contoh buat geerasi generasi berikutnya.
BAB
II
PEMBAHASAN
1.
ENDOSCOP
A.
DEFINISI ENDOSKOP
Endoskop merupakan
alat yang digunakan untuk memeriksa bagian atau organ dalam tubuh melalui
pembuluh, saluran, dan celah-celah yang sempit di beberapa bagian tubuh. Dan
kini, sebuah mikrokamera baru telah dikembangkan untuk menutupi kelemahan dari
endoskop yang ada. Endoskop yang ada sampai saat ini memiliki beberapa
kelemahan, yaitu selain harganya yang mahal, waktu yang terbuang untuk
membersihkannya cukup lama, pun diperlukan kecermatan yang tinggi saat
membersihkannya, karena endoskop dipakai untuk kegunaan yang berbeda-beda.
Masalah ini bisa
diselesaikan dengan mikrokamera baru yang telah dikembangkan oleh Fraunhofer
Institute for Reliability and Microintegration (IZM) di Berlin, Jerman, bersama
Awaiba GmbH, dan didukung oleh Fraunhofer Institute for Applied Optics and
Precision Engineering IOF di Jena, Jerman. “Kami dapat memproduksi mikrokamera
yang begitu murah dengan teknologi kami, dimana para dokter juga dapat langsung
membuang endoskop sekali pakai ini begitu selesai menggunakannya,” ujar Martin
Wilke, seorang ilmuwan dari Fraunhofer Institute for Reliability and
Microintegration.
Para peneliti di
Fraunhofer Institute for Reliability and Microintegration telah membuat proses
ini menjadi lebih efisien dengan mengembangkan cara baru untuk mengakses
hubungan listriknya. Kini proses pemasangan kebelnya menjadi lebih cepat dan
keseluruhan sistem kameranya menjadi lebih kecil. Mikrokamera baru ini cukup
kecil untuk menjadi ujung endoskop. Mikrokamera ini memiliki resolusi sebesar
62.500 piksel dan mengirimkan gambar yang berupa informasi melalui endoskop via
kabel listrik. Stephan Voltz, yang merupakan CEO dari Awaiba GmbH mengatakan
bahwa ukuran mikrokamera tersebut sebesar 1,0 x 1,0 x 1,0 milimeter, kamera ini
sekecil butiran kasar garam pasir, kamera terkecil yang pernah disadari. “Mulai
tahun 2012, dengan keahlian Fraunhofer, kami akan mampu membawa endoskop sekali
pakai ini ke pasaran hanya dengan beberapa euro, kami telah memiliki contoh
aslinya,” jelas Voltz.
2.
USG
A.
Pengertian
USG adalah
suatu alat dalam dunia kedokteran yang memanfaatkan gelombang ultrasonik, yaitu
gelombang suara yang memiliki frekuensi yang tinggi (250 kHz - 2000 kHz) yang
kemudian hasilnya ditampilkan dalam layar monitor Pada awalnya penemuan alat
USG diawali dengan penemuan gelombang ultrasonik kemudian bertahun-tahun
setelah itu, tepatnya sekitar tahun 1920-an, prinsip kerja gelombang ultrasonik
mulai diterapkan dalam bidang kedokteran. Penggunaan ultrasonik dalam bidang
kedokteran ini pertama kali diaplikasikan untuk kepentingan terapi bukan untuk
mendiagnosis suatu penyakit.
Teknologi
transduser digital sekira tahun 1990-an memungkinkan sinyal gelombang
ultrasonik yang diterima menghasilkan tampilan gambar suatu jaringan tubuh
dengan lebih jelas. Penemuan komputer pada pertengahan 1990 jelas sangat
membantu teknologi ini. Gelombang ultrasonik akan melalui proses sebagai
berikut, pertama, gelombang akan diterima transduser. Kemudian gelombang
tersebut diproses sedemikian rupa dalam komputer sehingga bentuk tampilan
gambar akan terlihat pada layar monitor. Transduser yang digunakan terdiri dari
transduser penghasil gambar dua dimensi atau tiga dimensi. Seperti inilah
hingga USG berkembang sedemikian rupa hingga saat ini.
Ultrasonography
adalah salah satu dari produk teknologi medical imaging yang dikenal sampai
saat ini Medical imaging (MI) adalah suatu teknik yang digunakan untuk
mencitrakan bagian dalam organ atau suatu jaringan sel (tissue) pada tubuh,
tanpa membuat sayatan atau luka (non-invasive). Interaksi antara fenomena fisik
tissue dan diikuti dengan teknik pendeteksian hasil interaksi itu sendiri untuk
diproses dan direkonstruksi menjadi suatu citra (image), menjadi dasar
bekerjanya peralatan MI.
B.
Tujuan persiapan USG
Tujuan USG
adalah untuk membantu mendiagnosis perkembangan janin pada setiap trimester.
Hal itu sangat ditekankan oleh dr. Rudiyanti, Sp.OG. Dijelaskan olehnya, pada
kehamilan trimester pertama tujuan USG adalah meyakinkan adanya kehamilan,
menduga usia kehamilan dengan mencocokkan ukuran bayi, menentukan kondisi bayi
jika ada kemungkinan kelainan bawaan, menentukan penyebab perdarahan atau
bercak darah dini pada kehamilan muda (misalnya kehamilan ektopik), menentukan
lokasi janin apakah di dalam atau di luar rahim, menentukan kondisi janin jika
tidak ada denyut jantung atau pergerakan janin, dan mendiagnosis adanya janin
kembar.
Sedangkan di trimester kedua dan ketiga adalah untuk menilai jumlah air ketuban, menentukan kondisi plasenta, menentukan ukuran janin, memeriksa kondisi janin lewat pengamatan aktivitasnya, menentukan letak janin apakah sungsang atau terlilit tali pusat, serta untuk melihat kemungkinan adanya tumor.
Sedangkan di trimester kedua dan ketiga adalah untuk menilai jumlah air ketuban, menentukan kondisi plasenta, menentukan ukuran janin, memeriksa kondisi janin lewat pengamatan aktivitasnya, menentukan letak janin apakah sungsang atau terlilit tali pusat, serta untuk melihat kemungkinan adanya tumor.
C.
Persiapan alat dan bahan
Perawatan
peralatan yang baik akan membuat hasil pemeriksaan juga tetap baik. Hidupkan
peralatan USG sesuai dengan tatacara yang dianjurkan oleh pabrik pembuat
peralatan tersebut. Panduan pengoperasian peralatan USG sebaiknya diletakkan di
dekat mesin USG, hal ini sangat penting untuk mencegah kerusakan alat akibat
ketidaktahuan operator USG.
Perhatikan
tegangan listrik pada kamar USG, karena tegangan yang terlalu naik-turun akan
membuat peralatan elektronik mudah rusak. Bila perlu pasang stabilisator
tegangan listrik dan UPS.
Setiap kali
selesai melakukan pemeriksaan USG, bersihkan semua peralatan dengan hati-hati,
terutama pada transduser (penjejak) yang mudah rusak. Bersihkan transduser
dengan memakai kain yang lembut dan cuci dengan larutan anti kuman yang tidak
merusak transduser (informasi ini dapat diperoleh dari setiap pabrik pembuat
mesin USG).
Selanjutnya
taruh kembali transduser pada tempatnya, rapikan dan bersihkan kabel-kabelnya,
jangan sampai terinjak atau terjepit. Setelah semua rapih, tutuplah mesin USG
dengan plastik penutupnya. Hal ini penting untuk mencegah mesin USG dari
siraman air atau zat kimia lainnya.
Agar alat ini tidak mudah rusak, tentukan seseorang sebagai penanggung jawab pemeliharaan alat tersebut.
Agar alat ini tidak mudah rusak, tentukan seseorang sebagai penanggung jawab pemeliharaan alat tersebut.
D.
Persiapan Pemeriksaan Lingkungan
Cuci tangan
sebelum dan setelah kontak langsung dengan pasien, setelah kontak dengan darah
atau cairan tubuh lainnya, dan setelah melepas sarung tangan, telah terbukti
dapat mencegah penyebaran infeksi. Epidemi HIV telah menjadikan pencegahan
infeksi kembali menjadi perhatian utama, termasuk dalam kegiatan pemeriksaan
USG dimana infeksi silang dapat saja terjadi. Kemungkinan penularan infeksi
lebih besar pada waktu pemeriksaan USG transvaginal karena terjadi kontak
dengan cairan tubuh dan mukosa vagina.
Resiko penularan dibagi dalam tiga tingkatan, yaitu tinggi, sedang, dan ringan. Resiko penularan tinggi terjadi pada pemeriksaan USG intervensi (misalnya punksi menembus kulit, membran mukosa atau jaringan lainnya); peralatan yang dipakai memerlukan sterilisasi (misalnya dengan autoklaf atau etilen oksida) dan dipergunakan sekali pakai dibuang.
Resiko penularan dibagi dalam tiga tingkatan, yaitu tinggi, sedang, dan ringan. Resiko penularan tinggi terjadi pada pemeriksaan USG intervensi (misalnya punksi menembus kulit, membran mukosa atau jaringan lainnya); peralatan yang dipakai memerlukan sterilisasi (misalnya dengan autoklaf atau etilen oksida) dan dipergunakan sekali pakai dibuang.
Resiko
penularan sedang terjadi pada pemeriksaan USG yang mengadakan kontak dengan
mukosa yang intak, misalnya USG transvaginal; peralatan yang dipakai minimal
memerlukan sterilisasi tingkat tinggi (lebih baik bila dilakukan sterilisasi).
Resiko
penularan ringan ter adi pada pemeriksaan kontak langsung dengan kulit intak,
misalnya USG transabdominal; peralatan yang dipakai cukup dibersihkan dengan
alkohol 70% (sudah dapat membunuh bakteri vegetatif, virus mengandung lemak,
fungisidal, dan tuberkulosidal) atau dicuci dengan sabun dan air
E.
Persiapan Pasien
Sebelum
pasien menjalani pemeriksaan USG, ia sudah harus memperoleh informasi yang
cukup mengenai pemeriksaan USG yang akan dijalaninya. Informasi penting yang
harus diketahui pasien adalah harapan dari hasil pemeriksaan, cara pemeriksaan
(termasuk posisi pasien) dan berapa biaya pemeriksaan.
Caranya
dapat dengan memberikan brosur atau leaflet atau bisa juga melalui penjelasan
secara langsung oleh dokter sonografer atau sonologist. Sebelum melakukan
pemeriksaan USG, pastikan bahwa pasien benar-benar telah mengerti dan
memberikan persetujuan untuk dilakukan pemeriksaan USG atas dirinya.
Bila akan
melakukan pemeriksaan USG transvaginal, tanyakan kembali apakah ia seorang nova
atau nyonya?, jelaskan dan perlihatkan tentang pemakaian kondom yang baru pada
setiap pemeriksaan (kondom penting untuk mencegah penularan infeksi).
Pada
pemeriksaan USG transrektal, kondom yang dipasang sebanyak dua buah, hal ini
penting untuk mencegah penyebaran infeksi.
Terangkan secara benar dan penuh pengertian bahwa USG bukanlah suatu alat yang dapat melihat seluruh tubuh janin atau organ kandungan, hal ini untuk menghindarkan kesalahan harapan dari pasien. Sering terjadi bahwa pasien mengeluh "Kok sudah dikomputer masih juga tidak diketahui adanya cacat bawaan janin atau ada kista indung telur?” USG hanyalah salah satu dari alat bantu diagnostik didalam bidang kedokteran. Mungkin saja masih diperlukan pemeriksaan lainnya agar diagnosis kelainan dapat diketahui lebih tepat dan cepat.
Terangkan secara benar dan penuh pengertian bahwa USG bukanlah suatu alat yang dapat melihat seluruh tubuh janin atau organ kandungan, hal ini untuk menghindarkan kesalahan harapan dari pasien. Sering terjadi bahwa pasien mengeluh "Kok sudah dikomputer masih juga tidak diketahui adanya cacat bawaan janin atau ada kista indung telur?” USG hanyalah salah satu dari alat bantu diagnostik didalam bidang kedokteran. Mungkin saja masih diperlukan pemeriksaan lainnya agar diagnosis kelainan dapat diketahui lebih tepat dan cepat.
F.
Persiapan Pemeriksa
Pemeriksa
diharapkan memeriksa dengan teliti surat pengajuan pemeriksaan USG, apa
indikasinya dan apakah perlu didahulukan karena bersifat darurat gawat,
misalnya pasien dengan kecurigaan kehamilan ektopik. Tanyakan apakah ia seorang
nyonya atau nona, terutama bila akan melakukan pemeriksaan USG transvaginal.
Selanjutnya
cocokkan identitas pasien, keluhan klinis dan pemeriksaan fisik yang ada;
kemudian berikan penjelasan dan ajukan persetujuan lisan terhadap tindak medik
yang akan dilakukan.
Persetujuan tindak medik yang kebanyakan berlaku di Indonesia saat ini hanyalah bersifat persetujuan lisan, kecuali untuk tindakan yang bersifat invasif misalnya kordosintesis atau amniosintesis.
Persetujuan tindak medik yang kebanyakan berlaku di Indonesia saat ini hanyalah bersifat persetujuan lisan, kecuali untuk tindakan yang bersifat invasif misalnya kordosintesis atau amniosintesis.
Dimasa
mendatang tampaknya pemeriksaan USG memerlukan persetujuan tertulis dari
pasien. Salah satu tujuan utamanya adalah untuk mencegah penularan penyakit
berbahaya seperti HIV/AIDS dan penyakit menular seksual akibat semakin
banyaknya seks bebas dan pemakaian narkoba.
Pemeriksa diharapkan juga agar selalu meningkatkan pengetahuan dan keterampilannya dengan cara membaca kembali buku teks atau literatur-literatur mengenai USG, mengikuti pelatihan secara berkala dan mengikuti seminar-seminar atau pertemuan ilmiah lainnya mengenai kemajuan USG mutakhir. Kemampuan diagnostik seorang sonologist sangat ditentukan oleh pengetahuan, pengalaman dan latihan yang dilakukannya
Pemeriksa diharapkan juga agar selalu meningkatkan pengetahuan dan keterampilannya dengan cara membaca kembali buku teks atau literatur-literatur mengenai USG, mengikuti pelatihan secara berkala dan mengikuti seminar-seminar atau pertemuan ilmiah lainnya mengenai kemajuan USG mutakhir. Kemampuan diagnostik seorang sonologist sangat ditentukan oleh pengetahuan, pengalaman dan latihan yang dilakukannya
Kesimpulan
USG adalah
suatu alat dalam dunia kedokteran yang memanfaatkan gelombang ultrasonik, yaitu
gelombang suara yang memiliki frekuensi yang tinggi (250 kHz - 2000 kHz) yang
kemudian hasilnya ditampilkan dalam layar monitor Pada awalnya penemuan alat
USG diawali dengan penemuan gelombang ultrasonik kemudian bertahun-tahun
setelah itu, tepatnya sekitar tahun 1920-an, prinsip kerja gelombang ultrasonik
mulai diterapkan dalam bidang kedokteran. Penggunaan ultrasonik dalam bidang
kedokteran ini pertama kali diaplikasikan untuk kepentingan terapi bukan untuk
mendiagnosis suatu penyakit.
3. KELISTRIKAN PADA JANTUNG
A.
Definisi
Kontraksi sel otot jantung terjadi oleh adanya potensial aksi yang
dihantarkan sepanjang membrane sel otot jantung. Jantung akan berkontraksi
secara ritmik, akibat adanya impuls listrik yang dibangkitkan oleh jantung
sendiri: suatu kemampuan yang disebut ?autorhytmicity?. Sifat ini dimiliki oleh
sel khusus otot jantung. Terdapat dua jenis khusus sel otot jantung, yaitu: sel
kontraktil dan sel otoritmik. Sel kontraktil melakukan kerja mekanis, yaitu
memompa dan sel otoritmik mengkhususkan diri mencetuskan dan menghantarkan
potensial aksi yang bertanggung jawab untuk kontraksi sel-sel pekerja.
Berbeda dengan sel saraf dan sel otot rangka yang memiliki potensial
membrane istirahat yang mantap. Sel-sel khusus jantung tidak memiliki potensial
membrane istirahat. Sel-sel ini memperlihatkan aktivitas ?pacemaker? (picu
jantung), berupa depolarisasi lambat yang diikuti oleh potensial aksi apabila
potensial membrane tersebut mencapai ambang tetap. Dengan demikian, timbulkah
potensial aksi secara berkala yang akan menyebar ke seluruh jantung dan
menyebabkan jantung berdenyut secara teratur tanpa adanya rangsangan melalui
saraf.
Mekanisme yang mendasari depolarisasi lambat pada sel jantung penghantar
khusus masih belum diketahui secara pasti. Di sel-sel otoritmik jantung,
potensial membaran tidak menetap antara potensia-potensial aksi. Setelah suatu
potensial aksi, membrane secara lambat mengalami depolarisasi atau bergeser ke
ambang akibat inaktivitasi saluran K+. pada saat yang sama ketika
sedikit K+ ke luar sel karena penurunan tekanan K+ dan Na+,
yang permeabilitasnya tidak berubah, terus bocor masuk ke dalam sel. Akibatnya,
bagian dalam secara perlahan menjadi kurang negative; yaitu membrane secara
bertahap mengalai depolarisasi menuju ambang. Setelah ambang tercapai, dan
saluran Ca++ terbuka, terjadilah influks Ca++ secara
cepat, menimbulkan fase naik dari potensial aksi spontan. Fase saluran K+.
inaktivitasi saluran-saluran ini setelah potensial aksi usai menimbulkan
depolarisasi lambat berikutnya mencapai ambang.
Sel-sel jantung yang
mampu mengalami otoritmisitas ditemukan di lokasi-lokasi berikut:
- Nodus sinoatrium (SA), daerah kecil khusus di dinding atrium kanan dekat lubang vena kava superior.
- Nodus atrioventrikel (AV), sebuah berkas kecil sel-sel otot jantung khusus di dasar atrium kanan dekat septum, tepat di atas pertautan atrium dan ventrikel.
- Berkas HIS (berkas atrioventrikel), suatu jaras sel-sel khusus yang berasal dari nodus AV dan masuk ke septum antar ventrikel, tempat berkas tersebut bercabang membentuk berkas kanan dan kiri yang berjalan ke bawah melalui seputum, melingkari ujung bilik ventrikel dan kembali ke atrium di sepanjang dinding luar.
- Serat Purkinje, serat-serta terminal halus yang berjalan dari berkas HIS dan menyebar ke seluruh miokardium ventrikel seperti ranting-ranting pohon.
Berbagai sel penghantar
khusus memiliki kecepatan pembentukkan impuls spontan yang berlainan. Simpul SA
memiliki kemampuan membentuk impuls spontan tercepat. Impuls ini disebarkan ke
seluruh jantung dan menjadi penentu irama dasar kerja jantung, sehingga pada
keadaan normal, simpul SA bertindak sebagai picu jantung. Jaringan penghantar
khusus lainnya tidak dapat mencetuskan potensial aksi intriksiknya karena
sel-sel ini sudah diaktifkan lebih dahulu oleh potensial aksi yang berasal dari
simpul SA, sebelum sel-sel ini mampu mencapai ambang rangsangnya sendiri.
Urutan kemampuan
pembentukkan potensial aksi berbagai susunan penghantar khusus jantung yaitu:
©
Nodus SA (pemacu normal) : 60-80 kali per
menit
©
Nodus AV : 40-60 kali per menit
©
Berkas His dan serat purkinje : 20-40 kali
per menit
B.
CARA KERJA JANTUNG
Jantung bekerja
melalui mekanisme secara berulang dan berlangsung terus menerus yang juga
disebut sebagai sebuah siklus jantung sehingga secara visual terlihat atau
disebut sebagai denyut jantung. Melalui mekanisme berselang-seling, jantung
berkonstraksi untuk mengosongkan isi jantung dan melakukan relaksasi guna
pengisian darah. Secara siklus, jantung melakukan sebuah periode sistol yaitu
periode saat berkontraksi dan mengosongkan isinya (darah), dan periode diastol
yaitu periode yang melakukan relaksasi dan pengisian darah pada jantung.
Kedua serambi mengendur dan berkontraksi secara bersamaan, dan kedua bilik juga
mengendur dan berkontraksi secara bersamaan pula untuk melakukan mekanisme
tersebut.
Sel otot jantung
melakukan kontraksi dengan tujuan untuk memompa darah yang dicetuskan oleh
sebuah potensi aksi dan menyebar melalui membrane sel otot. Ketika melakukan
kontraksi, jantung menjadi berdenyut secara “berirama”, hal ini akibat dari
adanya ptensi aksi yang ditimbulkan oleh kegiatan diri jantung itu sendiri.
Kejadian tersebut diakibatkan karena jantung memiliki sebuah mekanisme
untuk mengalirkan listrik yang ditimbulkannya sendiri untuk melakukan kontraksi
atau memompa dan melakukan relaksasi. Mekanisme aliran listrik yang menimbulkan
aksi tersebut dipengaruhi oleh beberapa jenis elektrolit seperti K+, Na+, dan
Ca++. Sehingga apabila didalam tubuh terjadi gangguan pada kadar elektrolit
tersebut maka akan menimbulkan gangguan pula pada mekanisme aliran listrik pada
jantung manusia.
Otot jantung
menghasilkan arus listrik dan disebarkan ke jaringan sekitar jantung dan
dihantarkan melalui cairan-cairan yang dikandung oleh tubuh. Sehingga sebagian
kecil aktifitas listrik ini mencapai hingga ke permukaan tubuh misalnya pada
permukaan dada, punggung atau pada pergelangan atas tangan, dan hal ini dapat
dideteksi atau direkam dengan menggunakan alat khusus yang disebut dengan
ElectroKardioGram (EKG). Jadi fungsi EKG adalah merekam aktifitas
listrik di cairan tubuh yang dirangsang oleh aliran listrik jantung yang muncul
hingga mencapai permukaan tubuh. Berbagai komponen pada rekaman EKG dapat
dikorelasikan dengan berbagai proses spesifik di jantung. EKG dapat digunakan
untuk mendiagnosis kecepatan denyut jantung yang abnormal, gangguan irama
jantung, serta kerusakan otot jantung. Ini disebabkan oleh karena adanya
aktivitas listrik yang dapat memicu aktivitas secara mekanis, sehingga apabila
terjadi kelainan pola listrik, maka biasanya juga akan disertai adanya kelainan
mekanis atau otot jantung manusia.
Setiap darah yang
kehabisan oksigen dan mengandung terlalu banyak darah kotor (carbondiocsida),
dari seluruh tubuh mengalir melalui dua vena besar untuk menuju ventrikel
kanan. Hal ini berlangsung setelah pada atrium kanan terisi darah, yang
selanjutnya mendorong darah ke dalam ventrikel kanan. Selanjutnya dipompa
melalui katub pulmoner ke dalam arteri pulmonalis dan menuju ke paru-paru. Dari
paru-pari darah mengalir melalui pembuluh yang sangat kecil yang disebut
kapiler, dan mengelilingi kantong udara pada paru-paru dan menyerap oksigen
untuk melepaskan karbondioksida guna mengalirkan darah ke dalam vena pulmonalis
menju ke atrium kiri. Peredaran darah di antara bagian kanan jantung, paru-paru
dan atrium kiri disebut sirkulasi pulmoner. Ketika darah berada pada atrium
kiri, selanjutnya didorong menuju ventrikel kiri, da selanjutnya akan memompa
darah bersih melalui katup aurta masuk ke dalam aorta yang merupakan arteri terbesar
dalam tubuh manusia. Pada darah yang kaya oksigen tersebut kecuali pada
paru-paru, maka disediakan untuk kepentingan seluruh tubuh manusia.
KESIMPULAN
Endocope
dan Alat Doppler merupakan alat medis yang digunakan untuk mempermudah kerja
medis yang menggunakan energi listrik.
Jantung
merupakan organ terpenting dalam tubuh yang mengandung listrik sehingga jantung
tetap berdetak/berdenyut.
DAFTAR
PUSTAKA
·
Musrifatul Uliyah, A.Aziz Alimul
Hidayat, 2006, Keterampilan Dasar Praktik Klinik Kebidanan, Jakarta : Salemba
Medika
·
Reece EA, Assimakopoulos E, Zheng X, et al.
The Safety of Obstetric Ultrasonography : concern for the fetus. Obstet
Gynecol. 1990;76:139-146.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar